Unimal Siap Membantu Pemerintah Mendampingi Pengusaha Pemula di Aceh Secara Gratis

ibrahim_qamarius

Lhokseumawe – Merespon profil data kemiskinan di Aceh yang disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Aceh (BPS) Aceh, Wahyuddin MM dalam konferensi pers di kantor BPS Banda Aceh, Senin (18/7), dimana dari data yang disampaikan menunjukkan persentase kemiskinan di Aceh hingga Maret 2016 yaitu 16,73 persen atau tertinggi kedua di Pulau Sumatera, setelah Bengkulu yaitu 17,32 persen. Hal ini menjadi keprihatinan yang mendalam bagi Universitas Malikussaleh khususnya dan mungkin masyarakat Aceh pada umumnya. Keprihatihan terhadap kondisi tersebut disampaikan oleh Ketua Pembina Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh, Ibrahim Qamarius.

“Dengan alokasi APBD (APBA) terbesar di Sumatera pada tahun 2016 tidak seharusnya angka kemiskinan tersebut terjadi di Aceh, dimana dengan APBA sebesar Rp 12,8 triliun dengan jumlah penduduk hanya sekitar 5 juta jiwa, tingkat kemiskinan Aceh justru menduduki peringkat tertinggi kedua setelah Bengkulu yaitu 16,73 persen. Persentase kemiskinan tersebut lebih tinggi dari tiga provinsi lainnya yakni Lampung dengan APBD 5 triliun, jumlah penduduk 8 juta jiwa, tingkat kemiskinan 14,44 persen. Sumatera Selatan dengan APBD 6,7 triliun, jumlah penduduk 11 juta jiwa, tingkat kemiskinan 13,55 persen. Sementara Sumatera Utara dengan APBD 9,9 triliun, jumlah 14 juta jiwa, tingkat kemiskinan 10,35 persen. Kondisi ini jauh dari ekpektasi dan euforia rakyat Aceh atas momentum dana yang melimpah yang diharapkan membawa mereka pada kemakmuran dan kesejahteraan,” kata Ibrahim Qamarius, Kandidat Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Jakarta.

Salah satu solusi dari permasalahan tersebut diperlukan adanya sinergi antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha yang terintegrasi. Dalam hal ini Universitas Malikussaleh siap bersinergi dan membantu pemerintah untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di Aceh. Sebagai langkah konkrit, dalam waktu dekat Universitas Malikussaleh melalui Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh akan menawarkan model inkubasi bisnis pengusaha pemula atau startup tanpa dipungut biaya apapun selama masa inkubasi. Pendampingan yang akan dilakukan meliputi peningkatan kapasitas, action plan, business matching, membuka akses permodalan, akses pasar dan pendampingan lainnya. Lanjut Ibrahim Qamarius, yang pernah menjadi mitra/agen pengembangan PT. PAL Indonesia, PALL Corporation (Amerika), Areva T&D (Prancis), dll.
Adapun tenaga pendamping terdiri dari dosen profesional dari berbagai disiplin ilmu dari internal Unimal maupun mitra yang bekerjasama dengan Inkubator Bisnis Unimal, seperti dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI), dan mitra lainnya.

Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Apridar SE MSi mendukung penuh model inkubasi bisnis pengusaha pemula atau startup tersebut. Karena dengan model pendampingan tersebut diharapkan akan mempercepat tumbuhnya iklim usaha yang kondusif di Aceh, sehingga akan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dan mengurangi kemiskinan di Aceh. “Universitas Malikussaleh selalu siap bersinergi dengan Pemerintah dan Dunia Usaha dalam menekan kemiskinan di Aceh dan selalu akan bekerjasama dalam berbagai bidang pembangunan lainnya”, demikian Prof Apridar.

Sebagaimana diketahui bahwa Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh, telah mengikubasi beberapa pengusaha pemula berbasis teknologi (startup) dan salah satu startup binaan yaitu Toko Online Pajanlom.com telah berhasil memperoleh hibah Rp 254.520.000 dari Inkubator Bisnis Teknologi Kemenristek Dikti pada tahun 2016.

Bagi pengusaha pemula dapat menghubungi Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh, di Gedung Pascasarjana Lt 2, Kampus Unimal Lancang Garam – Lhokseumawe.

Post comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh © 2018